Lokasi
Suku Talang Mamak terdapat di Propinsi Riau, Kabupaten Indragiri Hulu. Suku Talang Mamak tinggal di Kecamatan Rakit Kulim, Kec. Batang Cenaku, Kec. Rengat Barat, dan Kec. Batang Gansal. Di Kec. Rakit Kulim; Talang Kedabu, Talang Sungai Parit, Talang Sungai Limau, Talang Durian Cacar, Talang Perigi. Di Kec. Batang Cenaku: Anak Talang - Simp. Lubuk Kandis. Di Kec. Rengat Barat: Talang Gerinjing. Di Kec. Batang Gansal: Usul, Talang Lakat, Siambul, Rantau Langsat, Datai. Ada cukup banyak juga suku ini tinggal di daerah Bukit Tiga Puluh di perbatasan dengan Propinsi Jambi. Akan tetapi mayoritas Talang Mamak terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu.Pendidikan
Masyarakat Talang Mamak pada umumnya tertinggal dalam pendidikan. Mayoritas belum mengenal sekolah. Banyak yang tidak tahu membaca dan menulis: orang tua dan anak-anak. Di beberapa desa sudah ada sekolah, tetapi masih banyak anak-anak yang tidak sekolah karena alasan tidak mampu secara ekonomi, sekolah jauh dari rumah, malas dan kurang didukung oleh orang tua. Banyak anak tidak melanjutkan sekolah karena sudah besar, jadi merasa malu. Banyak juga yang tidak melanjut karena bekerja di ladang karet lebih menghasilkan. Sekolah belum menjadi kebutuhan.
Agama
Sampai saat ini, masyarakat Talang Mamak masih banyak menganut 'agama Talang Mamak", yang percaya pada roh-roh leluhur dan kekuatan-kekuatan gaib(animisme). Sebagian sudah menjadi Kristen Katolik khususnya di Kec. Batang Gansal. Ada sebagian yang menjadi agama Kristen Protestan. Banyak juga yang kemudian menjadi Islam, khususnya di daerah Kec. Rakit Kulim.
Mata Pencaharian
Sumber mata pencaharian suku Talang Mamak adalah bertani; sekali setahun menanam padi darat, sehari-harian menyadap karet. Saat ini sudah ada juga yang menanam sawit. Ada juga yang mencari hasil hutan seperti jernang, kayu garu dan rotan. Sering juga mereka menangkap ikan di sungai. Kadang-kadang mereka mencari madu lebah di hutan di pohon yang disebut dengan pohon madu.
Budaya
Budaya Talang Mamak mirip dengan budaya Minangkabau di Sumatera Barat. Sistem kekerabatannya adalah matriarkal. Alat musik dan nada-nada mirip dengan Minangkabau. Alat-alat musik yang biasa dipakai adalah tawak-tawak, gong, celempong. Celempong terdapat dipakai di Kec. Rakit Kulim dan Rengat Barat. Alat ini tidak dipakai di Kec. Batang Gansal. Masyarakat Talang Mamak adalah masyarakat yang taat pada penatua adat. penatua-penatua adat itu menjadi struktur kepemimpinan di kalangan mereka. Jabatan-jabatan dalam adat yakni: patih, batin, manti, ketua (ini khususnya terdapat di daerah di sekitar Talang Sungai Parit). Struktur itu sedikit berbeda dengan Kec. Batang Gansal: ria (sekarang tidak ada lagi-mungkin sama dengan kepala desa), batin, mangku, ketua.
Tradisi
Tradisi-tradisi Suku Talang Mamak adalah sebagai berikut:
1. Kumantan: suatu acara berdukun untuk mengobati penyakit dan memberi makan pelindung kampung. Pada acara ini orang-orang yang akan diobati duduk di dekat dukun. Dukun menari-nari diikuti iringan musik dari alat musik tawak-tawak dan katubung. Sambil menari-nari dukun siap sedia untuk dimasuki roh leluhur. Acara berdukun dilakukan pada larut malam, biasanya sekitar jam 22.00.
2. Menambak/naik tanah: yakni suatu acara menimbun kuburan. Orang Talang Mamak bila meninggal akan dikuburkan, tetapi kuburan tidak langsung ditimbun penuh dengan tanah, melainkan hanya sedikit saja di bagian permukaan. Tanah itu ditahan dengan papan. Setelah 100 hari bila keluarga sepakat maka kuburan itu ditimbun dengan tanah dan diberi tanda. Itulah acara menambak.
3. Cuci lantai: yakni suatu acara adat yang berlaku untuk anak-anak yang baru lahir. Dalam acara ini si anak diberi nama dan akan mendapatkan orang tua asuh. Si anak juga akan dibawa ke sungai dan dimandikan di sana.
4. Gawai: yakni acara pernikahan. Pernikahan bisa terjadi bila pemuda dan pemudi sudah saling mencintai dan sepakat untuk berkeluarga. Si wanita akan mengikut ke rumah silaki-laki dengan membawa pertanda dari laki-laki itu. Kemudian mereka akan naik ke rumah mangku, selanjutnya ke rumah batin. Akan tetapi perkawinan juga bisa terjadi bila pemuda dan pemudi kedapatan sedang berduaan pada malam hari. Yang seperti ini disebut dengan tergawal. Mereka akan langsung dinikahkan.
5. Mendanau: yakni suatu acara mencari ikan secara bersama ke suatu kolam.
6. Berjudi: berjudi juga merupakan acara adat dan dilaksanakan pada saat adanya pesta-pesta.
7. Menyabung ayam: menyabung ayam juga acara adat dan dilaksanakan pada pesta. Pada saat itu orang-orang akan saling bertaruh dengan uang.
8. Meratap: yakni suatu acara menangisi orang yang meninggal.
9. Merota: yakni acara masuk ke liang kubur oleh keluarga yang meninggal sebagai tanda bahwa dia tidak rela keluarganya meninggal, lebih baik dirinya yang meninggal. Ini tanda cinta kepada yang meninggal itu.
10. Hari Menuju: yakni acara bagi yang sudah meninggal 7 hari. Pada acara ini roh yang meninggal diantar ke tempatnya dengan tanda menebarkan daun-daun pisang di jalan sebagai jalan arwah yang meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar